Dia datang disaat yang tak pernah kuduga.
Dia datang di saat jantungku berdegup tak beraturan.
Dia datang lalu menyapa membuat, detak jantungku berhenti sejenak...
Kata awalan sapaan yang ia berikan,
Membuat ku gemetaran untuk membalas pesan singkatnya.
Kata kedua menanyakan kegiatan,
Membuat hatiku berbunga-bunga.
Kata ketiga dan kata selanjutnya,
Membuat ku tak ingin menghentikan percakapan itu.
Ia selalu datang di saat yang tak pernah kuduga.
Ia datang dengan sapaan singkatnya.
Hanya 1 kata dari dia mampu membuatku senang kegirangan.
Hanya 1 kata dari dia mampu membuatku tersenyum
Hanya 1 kata dari dia mampu memberikan pelangi di saat ku sedang kelabu.
Meskipun dia bukan milikku lagi, tapi aku masih mengharapkannya.
Aku masih ingin berada di dekatnya.
Walaupun aku bukan miliknya lagi, bukan siapa-siapanya lagi
Walaupun aku dipandang seblah mata olehnya
Tapi perasaanku padanya tak pernah pudar.
Perasaanku, hatiku, pikiranku selalu tentang dia.
Aku tak tahu apa yang merasuki ku.
Semenjak aku pisah dengannya, aku seperti orang gila!
Aku seperti orang yang mempunyai pacar khayalan dan pacar khayalanku itu DIA.
Aku selalu menggap dia selalu berada di dekatku,
Namun.. itu hanyalah imajinasiku.
Bayangan dirinya tak pernah pudar.
Aku selalu berharap, jikalah aku berjodoh dengannya pasti Tuhan akan mempertemukanku lagi padanya.
Walaupun mungkin sekalipun itu sudah menjadi kesempatan ke 4 baginya dan bagiku untuk menyatu kembali.
Kini, ku hanya diam. Hanya melihatnya dari kejauhan.
Aku tak bisa terus menurus menyapanya,
Karna aku bukan 'siapa-siapanya' lagi.
Aku juga tidak ingin mengganggunya.
Walaupun dia tak bersamaku lagi,
Aku selalu menggapnya dia ada.
Dia selalu ada di dekatku.
Terkadang aku sedih, jika mengingat aku tlah usai dengannya.
Namun, apalah yang harus ku perbuat? Haruskah aku memaksanya untuk mencintaiku?menyukaiku?menyayangiku?
Atau perlukah aku memaksanya untuk kembali lagi denganku?
Aku tak ingin memaksanya untuk membalas perasaanku.
Jika ia bahagia dengan keadaan dia sekarang, aku juga bahagia.
Walaupun itu perih yang aku rasakan, namun apalah dayaku?
Cinta bukan paksaan.
Terkadang diam dan melihatnya dari kejauhan bersama yang lain...
Aku terkadang cemburu, tetapi... mestikah aku menghancurkan kebahagiannya?
Aku tak ingin lakukan itu.
Ketika aku chat/sms dengannya. Rasa itu tak pernah berubah.
Rasa yang ku dapatkan darinya yang tak pernah ku dapatkan dari orang lain.
Rasa yang dari dulu tak pernah pudar.
Chat/sms dengannya itu membuat ku tak ingin mengakhiri percakapan itu.
Namun, jika dia meminta ku untuk mengusaikan percakapan itu...
Aku akan mengusaikannya. Walaupun hatiku tertekan sangat dalam
Dan aku kecewa, sedih, seakan aliran darahku tlah terhenti.
Aku tak bisa memaksanya tuk trus menemaniku.
Jika memang dia sayang padaku dengan tulus dan dia sayang padaku sampai tua nanti, aku yakin.
Suatu saat nanti, di saat dia sudah serius denganku.
Dia pasti akan datang.
Ini harapan, namun aku yakin keajaiban itu pasti ada.